Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Bahaya mengatakan ini ketika anak menangis

Bahaya mengatakan ini jika anak menangis

Menangis adalah reaksi fisiologis. Semuanya berawal di otak besar di mana kesedihan 'didaftarkan'. Sistem endokrin kemudian dipicu untuk melepaskan hormon ke daerah okular, yang kemudian menyebabkan air mata terbentuk. Kata para ahli...

Menangis tidak pernah pandang bulu, siapapun pasti pernah menangis. Apalagi bagi anak-anak.

Ungkapan yang mudah dilakukan oleh anak yaitu dengan menangis. Orang dewasa kadang tidak tahu apa penyebab sebenarnya anak menangis. Tapi ketika anak menangis jangan mengucapkan kata-kata seperti berikut ini ;

"Masa gitu aja nangis..."

Hey...

Mungkin maksud anda ingin meredakan tangisan anak, tapi tahukah anda apa perasaannya saat itu ketika anak menangis?

Dengan berkata begitu anak merasa tidak dihargai atau tidak dimengerti oleh anda. Dan saya yakin bukannya berhenti menangis, tapi malah menjadi-jadi. Bisa saja berhenti tapi akan berakibat buruk pada mentalnya.

Dengan menggunakan kalimat di atas, Anda sama saja mengatakan kepada anak bahwa apa yang membuat mereka marah atau sedih bukanlah hal yang berarti atau patut ditangisi. Padahal, kalau anak sampai menangis karenanya, berarti hal ini cukup berarti baginya.

Atau saat anak menangis karena ia terjatuh, lalu Anda mengatakan, "Enggak usah nangis, kan enggak sakit!" Dari mana Anda tahu? Kan yang jatuh bukan Anda?

Bisa saja anak menangis bukan karena rasa sakit tapi karena ia terkejut, kesal, marah bahkan malu. Coba deh perhatikan keseluruhan aspek psikologis yang dialami anak dan juga coba berpikir dari sudut pandangnya.

Lebih baik, tanyakan pada anak, "Apa yang kamu rasakan?" dan tunjukkan bahwa Anda mau mencoba memahaminya.

"Jangan cengeng...!"

Saya yakin kata-kata tersebut meluncur dari mulut bukan dengan lembah lembut, tapi dengan bentakan.

Menangis tidak sama dengan cengeng, jangan pukul rata dan menanamkan hal ini pada anak jika anda tidak ingin anak menjadi cengeng.

Daripada memberi ia label demikian lebih baik bantu anak untuk belajar dan berlatih mengelola emosi. Dengan demikian anak tahu harus berbuat apa bila menghadapi perasaan tertekan sehingga terhindar dari perasaan tidak berdaya, frustrasi, dan marah.

"Anak laki-laki tidak boleh menangis."

Melarang anak laki-laki menangis sama artinya dengan melarang anak mengekspresikan ketakutan, kesedihan, dan kesakitannya. Larangan ini hanya akan membuat anak merasa bingung, tidak dihargai dan tidak dimengerti. Bisa jadi, anak juga akan merasa dipermalukan, terpojok, dan kecewa.

Anak laki-laki tumbuh menjadi laki-laki sejati, bukan ditentukan oleh masalah boleh menangis atau tidak. maka dari itu tak perlu menjadikan menangis sebagai hal yang tabu untuknya.

Lebih baik, tanamkan pada anak laki-laki Anda bahwa seorang laki-laki sejati adalah laki-laki yang bertanggung jawab, percaya diri, tidak bersikap kasar, mampu melindungi mereka yang lebih lemah dan penuh kasih sayang.

Laki-laki sejati tidak melakukan kekerasan, karena perilaku kekerasan biasanya terjadi justru karena tidak adanya rasa percaya diri.

"Kalau tidak berhenti menangis, awas ya kamu nanti...!"

Mengancam atau menakut-nakuti anak agar ia menghentikan tangisannya, adalah cara yang sangat buruk dan berbahaya.

Itu hanya akan menumbuhkan rasa benci atau trauma pada anak.

Begitu juga kalau Anda mengatakan, "Kalau kamu nangis terus nanti panggil polisi!". Anda mungkin menganggapnya sepele, tapi dengan ancaman seperti ini secara tidak sadar Anda telah menanamkan rasa takut atau benci pada institusi atau pihak yang kita sebutkan.


Bagi banyak anak, menangis bukanlah refleksi kesedihan. Menangis adalah cara alami mereka untuk memproses segala bentuk emosi. Mereka mungkin saja menangis karena marah, frustrasi, takut, kegirangan, kebingungan, kecemasan, atau bahkan kebahagiaan.

Masalahnya, mereka tidak memiliki kemampuan verbal dan kesadaran diri untuk menjelaskan perasaan yang dialami.

Oleh karena itu, jauhi kata-kata tersebut diatas pada anak saat ia menangis. Tujuan kita sebagai orang tua, betapapun rumitnya kelihatannya, adalah mendukung pengembangan emosi diri anak dan perlakukan mereka dengan empati dan pengertian.


Posting Komentar untuk "Bahaya mengatakan ini ketika anak menangis"