Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Lembaga PAUD sebagai salah satu solusi perkembangan anak


Lembaga PAUD sebagai solusi perkembangan anak

Anak merupakan aset bangsa yang akan meneruskan perjuangan suatu bangsa, sehingga harus diperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya.

Menurut WHO definisi anak adalah dihitung sejak seseorang di dalam kandungan sampai dengan usia 19 tahun.

Sedang menurut Undang – Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2002 pasal 1 ayat 1 tentang perlindungan anak, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk juga yang masih di dalam kandungan.

Masa Penting Bagi Anak
Masa paling penting dari tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pada masa balita terjadi pertumbuhan dasar yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. 

Perkembangan pada periode ini terjadi sangat cepat seperti perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas dan intelegensi yang akan menjadi landasan sangat penting untuk perkembangan anak selanjutnya.

Masa balita adalah masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan tidak dapat diulang kembali. Masa balita juga sebagai periode kritis dan periode emas. 

Periode sensitif atau peka pada anak berbeda beda, ini sejalan dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak sendiri.

Jadi harus di pastikan balita mengalami perkembangan yang sesuai agar tercipta generasi yang berkualitas apalagi jumlah balita di Indonesia sangat besar.

Masa Perkembangan Anak
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh menjadi lebih kompleks dan kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, bahasa serta sosialisasi dan kemandirian, ini sesuai dengan isi peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 66 tahun 2014 pasal 1 ayat 6.

Perkembangan anak merupakan bagian mendasar dari perkembangan manusia, proses yang aktif dan unik untuk setiap anak, terjadi secara berkelanjutan dan terjadi perubahan kemampuan motorik, psikososial, kognitif dan bahasa yang semakin kompleks dalam fungsi kehidupan sehari-hari.

Pertambahan kemampuan dalam struktur dan fungsi ini terjadi dalam pola yang teratur dan dapat diprediksi. Perkembangan bersifat kualitatif, progresif dan berkesinambungan.

Para ahli yang banyak membahas tentang teori perkembangan anak, seperti Sigmund Freud, Erik Erikson dan Jean Piaget menjelaskan perkembangan anak terjadi secara bertahap sesuai dengan perkiraan usia, yang menggambarkan karakteristik perilaku atau kemampuan berbagai bidang, seperti motorik, kognitif, dan emosional.

Jadi Secara garis besar, ranah perkembangan anak terdiri atas motorik kasar, motorik halus, bahasa / bicara, dan personal sosial /kemandirian.

Faktor perkembangan anak
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan anak diantaranya :
  • Faktor biologis seperti gizi
  • Faktor lingkungan fisik seperti sanitasi,
  • Faktor psikososial seperti stimulasi, kelompok sebaya, sekolah, serta
  • Faktor keluarga dan adat istiadat seperti pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, pola asuh dan lainnya.
  • Dan salah satu faktor yang penting adalah pemberian stimulasi dini.
Artikel oleh : kurikulumpaud.blogspot.com

Ini sejalan dengan pendapat seorang tokoh pendidikan anak yang juga menyatakan bahwa masa keemasan pada manusia terjadi pada rentang usia lahir sampai seseorang anak berusia enam tahun, pada masa ini anak mulai sensitif dalam menerima rangsangan, sehingga mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungan dan berbagai upaya pendidikan, sehingga stimulasi sangat penting untuk perkembangan pada masa ini.

Memantau perkembangan anak
Memantau perkembangan anak dan mengetahui normal atau tidaknya perlu dilakukan skrining perkembangan yang salah satu metodenya menggunakan kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP).

Tahun 2016 diperkirakan sekitar 250 juta anak (43%) di negara berkembang tidak dapat mengetahui potensi perkembangan mereka sepenuhnya. Grantham memperkirakan lebih dari 200 juta anak di bawah lima tahun gagal mencapai potensi perkembangannya.

Di Indonesia sekitar 5% hingga 10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Data jumlah kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan anak yang berusia dibawah lima tahun sekitar 1% hingga 3% nya mengalami keterlambatan perkembangan umum.

Anak yang mengalami keterlambatan perkembangan di usia dini akan berpengaruh pada perkembangan selanjutnya. 

Pada beberapa aspek perkembangan seperti kognitif, fisik, motorik dan psikososial seorang anak berkembang secara pesat pada saat usia 3 sampai 5 tahun atau usia pra sekolah.

Anak-anak prasekolah dengan keterlambatan perkembangan beresiko empat sampai lima kali untuk mengalami gangguan perkembangan sosial seiring dengan meningkatnya masalah perilaku di usia 2 dan 3 tahun.

Hal ini menunjukkan bahwa keterlambatan perkembangan dini merupakan pendahuluan dari kelainan sosial emosional selanjutnya.

Keterlambatan perkembangan juga dikaitkan dengan kecemasan sosial yang terjadi kemudian. Demikian juga anak dengan riwayat gangguan bahasa sering menunjukan bukti kesulitan untuk berinteraksi dengan teman sebayanya dan mungkin memiliki masalah perilaku, kesulitan emosional dan interaksi sosial yang komplek.

Untuk mencegah keterlambatan perkembangan perlu adanya upaya untuk menstimulasi agar perkembangan anak sesuai dengan usianya. Salah satunya melalui pendidikan.

Pemerintah Indonesia juga bekerja dengan UNICEF dalam mengembangkan kebijakan yang terkait dengan pendidikan  anak usia dini .

Lembaga PAUD sebagai salah satu solusi

Pendidikan anak usia dini merupakan suatu bentuk stimulasi berupa intervensi karena di sini akan diciptakan lingkungan sekitar anak usia dini agar mampu menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak.

Interaksi yang terjadi antara lingkungan dan rangsangan dapat membantu perkembangan otak dalam menyusun struktur syaraf.

Penelitian di Brazil menunjukkan hubungan antara stimulasi dengan kemampuan kognitif dan motorik anak usia prasekolah. Penelitian di Indonesia juga menunjukkan hubungan yang sama, stimulasi tumbuh kembang yang optimal pada anak akan membantu pencapaian perkembangan anak dengan baik.

Ada banyak variasi pendidikan anak usia dini, yang dikategorikan sebagai anak prasekolah yaitu sekitar usia 3 sampai 5 tahun. Di umur prasekolah ini banyak orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya ke lembaga pendidikan usia dini seperti PAUD atau sekolah lainnya.

Kategori pendidikan anak usia dini (PAUD) yang berlaku di Indonesia yaitu anak usia 0-6 tahun, sedangkan di dunia internasional pendidikan anak usia dini dapat diikuti oleh anak yang berusia 0-8 tahun. Hingga tahun 2017 terdapat 195.742 satuan lembaga PAUD di Indonesia.

Pendidikan anak usia dini memiliki fungsi utama untuk mengembangkan semua aspek perkembangan anak yang meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan halus), sosial dan emosional.

Adapun tujuan dari pendidikan anak usia dini yaitu memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan untuk anak usia dini untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan umurnya, dan juga diharapkan dapat mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi.

Sehingga jika terjadi penyimpangan dapat dilakukan intervensi dini dan mengembangkan potensi anak sehingga anak siap untuk menjalani tahap pendidikan selanjutnya. Perkembangan anak usia dini akan menentukan perkembangan anak selanjutnya.